"Lihatlah bunga itu Ratri..." kata seorang perempuan setengah baya yang masih kelihatan cantik. Dan Ratri pun berjalan ke arah sekuntum mawar putih yang tumbuh di pojok halaman rumahnya. Ditolehnya perempuan setengah baya itu. "Dipetik bu?" tanya Ratri kemudian. "jangan sayang... biarkan saja sampai layu, jangan kau rusak keindahan yang akan bisa kau lihat sepanjang hari ini" sahut sang ibu. Ratri kemudian memandangi mawar putih itu, tanpa berani menyentuhnya. Lalu dia pun berlalu, masuk ke dalam kamarnya dan memandangi Mawar putih itu dari balik jendela. Pandangannya nanar, mantanya sedikit berkaca-kaca. Mawar putih yang selalu mengingatkannya pada cintanya ... Cinta yang tak pernah bisa bersatu.
Ratri itu gadis manis, berambut panjang hitam dan bergelombang. Tubuhnya pun ramping, sehingga tidak heran, jika dia laksana bunga Mawar Putih, yang menarik hati kumbang-kumbang jantan. Tapi Ratri bukan model gadis yang mudah menerima cinta..walau saat ini ada laki-laki yang berstatus pacarnya. Laki-laki beruntung bernama Rendra itu sebenarnya sangat sayang dan cinta pada Ratri, namun caranya mencintai agak aneh. Tidak seperti anak-anak muda lain yang menebar cinta dengan romantisme, tapi sebaliknya, Rendra menganggap itu tidak penting, karena yang namanya pacaran itu ya belajar untuk berjuang bersama, sehingga jika menikah nanti, tidak perlu lagi harus 'belajar' menyesuaikan diri. Ratri sering dilibatkan dalam berbagai bisnis, pengambilan keputusan, bahkan menyelesaikan masalah pelik di bisnis Rendra.. tanpa menyadari bahwa Ratri masih terlalu muda.
Ratri pun lama-lama lelah... usianya masih 18 tahun... dia butuh dimanja, disayang, dan di beri suprise-surprise romantis dari sang pacar.. dan itu tidak pernah diberikan oleh Rendra
Seperti sudah bisa ditebak.. cinta Ratri kepada Rendra pun tumbang!! Apalagi, dengan munculnya laki-laki teman Rendra bernama Samudera yang romantis, pintar, dan tahu bagaimana membahagiakan hati perempuan. Namun Samudera hanya seorang laki-laki sederhana yang tak pernah bisa
menjanjikan kehidupan berkelimpahan harta untuk Ratri. Tapi apalah
artinya itu jika hati sudah terpaut cinta. Mereka menjalin cinta tersembunyi, namun ternyata Ratri sudah memiliki rencana untuk meninggalkan Rendra, laki-laki yang sudah menemaninya selama beberapa tahun itu. Dan bertepatan saat menginjakkan kaki di bangku kuliah, Ratri memutuskan untuk mengalihkan cintanya pada Samudera. Tapi sayang... ternyata, pahatan cinta itu ditolak orangtua Ratri. Amarah demi amarah diterima Ratri setiap kali nama Samudera disebut. Laki-laki yang tidak punya masa depan!! itulah ucapan-ucapan penghinaan yang selalu membuat hati Ratri hancur. Tapi apa daya... dia tak memiliki cukup kekuatan untuk menentang orang tua. Cinta-nya pada Samudera pun tak mampu memberi kekuatan untuk memberontak. Dan Ratri pun terpuruk pada kekecewaan yang cukup panjang.
Waktu pun berlalu...
Kini, Ratri tengah bersanding dengan laki-laki lain, yang di restui bapak-ibunya untuk menjadi suaminya. Laki-laki yang cuma mampu menorehkan separuh cinta di hati Ratri.. Karena separuh hatinya masih menjadi milik Samudera, yang kini juga sudah memiliki seorang putri yang cantik, sama seperti Ratri.
Namun bunga Mawar Putih di taman tadi, membuat hati Ratri kembali bergolak.. Mawar Putih yang selalu dibawa Samudera, setiap kali mereka bertemu.
Segera diraihnya Handphone, dipencetnya deretan-deretan huruf... membentuk rangkaian kalimat ajakan bertemu, dan tentu saja Ratri ingin bertemu Samudera. Ratri ingin melampiaskan rasa rindunya pada laki-laki yang sudah merampas separuh hatinya, meskipun hanya bisa bertemu, memandang & saling bercerita saja, tak lebih dari itu. Tapi diterimanya cinta itu selama bertahun-tahun lamanya. Entah sampai kapan akan berakhir.. atau tak akan pernah berakhir. Hanya Tuhan yang tahu.
Itulah Cinta Ratri... Cinta abadi yang tak pernah bisa bersatu.
*image source : google