Kamis, 20 Desember 2018

Cinta Terlarang 2 (Lelah Merindu)



Menjelajah hatimu.. bagai bertarung rasa
Keinginan tak kan mungkin sejalan dengan kenyataan. 
Akhirnya aku hanya merindukanmu dalam khayal. 
Sementara kau tak perduli dengan apa yang sedang kurasakan. 
Karena aku tahu... di hatimu tak pernah ada aku. 
Aku hanya menjerit dalam diam di balik air mata. 
Mengapa aku harus merasakan apa yang seharusnya tidak kurasakan. 
Mencintaimu adalah sebuah kesalahan.
Namun disetiap kesalahan itu terasa sangat indah. 
Mengapa Tuhan membiarkan ini terus bersemi ? 😢😢😢 
Ini sebuah anugerah.. ujian atau sebuah bencana untukku ? 
Berjuta pertanyaan selalu datang.. namun tak pernah terjawab.
Antara menyadari diri dan gejolak di hati.
Ingin kuingkari..
Ingin kuhindari..
Namun hati tak berdaya
Rasa yang dulu pernah ada.
Lalu hilang ditelan waktu..
Tapi mengapa harus kembali datang ? 😭😭😭 
Menenggelamkan diriku dalam khayalan palsu yang tak akan pernah bisa terwujud. 
Meskipun itu hanya sebuah keinginan sederhana untuk bertemu dan memelukmu.... sekaliiiii.... saja.... 😔😔😔

Rabu, 05 Desember 2018

Posesif atau Bukan ?


Mendengar kata "Posesif" rasanya koq agak-agak serem yaa.. ? Posesif itu sendiri adalah suatu keinginan untuk memiliki dan takut kehilangan yang berlebihan.


Sifat posesif adalah sikap yang sering muncul dalam sebuah hubungan asmara. Sikap posesif merupakan kumpulan dari rasa tidak aman, tidak percaya diri, kesepian, ketergantungan, dan takut kehilangan. Sementara perilaku yang sering muncul adalah dengan ciri-ciri :

1. Sering menaruh rasa curiga terhadap kegiatan pasangan.

2. Ingin mengetahui apa saja yang pasangan lakukan ketika tidak bersamanya.

3. Merasa tidak senang ketika pasangan berbicara berdua dengan lawan jenisnya.

4. Selalu cemas ketika pasangan tidak membalas telepon, sms, whatshapp, line, we chat, kakaotalk dll.

5. Mengatur dengan siapa pasangan boleh bergaul atau kemana ia bepergian.

6. Merasa tidak bisa hidup tanpa dirinya.

7. Menghabiskan sebagian besar waktu untuk pasangan.

Naaah... berarti bukankah itu selalu terjadi pada pasangan. Salah satunya menjadi posesif karena mengkhawatirkan hubungan mereka. 

Tetapi bagaimana kalau terjadi pada sebuah hubungan persahabatan ? Mungkin akan terkesan menyebalkan atau mengganggu privasi. Kalau yang menjadi obyek sikap itu menjadi tidak suka. Mungkin berasa juga seperti di mata matai, dikepoin, di intip aktifitasnya... dll.

Saya pernah mengalami hal seperti itu.. ketika saya menjadi sangat ingin tahu dengan aktifitas sahabat saya. Saya selalu ingin tahu apa yang dia lakukan, apakah dia baik-baik saja, apakah dia tidak mendapat kesulitan, dll. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengganggu saya. Sehingga membuat saya sering menghujaninya dengan kekepoan saya itu, padahal sebenarnya hanya untuk selalu memastikan everything is o.k

Duh...!! sepertinya kelakuan saya ini sangat menyebalkan yaaa... ? Pasangan saja kalau terlalu dikepoin bisa kesel juga. Apalagi ini sahabat yang seharusnya lebih dijaga privasinya. Akhirnya seketika itu saya memutuskan ada pada titik introspeksi. Kenapa menjadi posesif ? Aaaakh... rasanya saya belum masuk dalam tahap posesif.. karena saya hanya selalu mencemaskannya saja. Bukan karena memiliki hasrat ingin memiliki yang berlebihan. Saya hanya mengalami di angka 4 dalam ciri-ciri sikap posesif itu. Tidak sampai pada angka-angka yang lain koq.

Dan hasilnya adalah.... karena saya terlalu mengkhawatirkannya. Kenapa khawatir  ?Karena saya tidak ingin kehilangan dia. Kenapa begitu ? Karena saya sangat menyayanginya. That's the point. 
Selesai.

Senin, 03 Desember 2018

Aku dan Kawanku





Ternyata sulit menceritakan kisah kita kawan... Tidak semudah ketika aku menggerakkan kursorku ke kolom "add Friend" 8 tahun silam.

Entah apa yang ada dipikiranku saat itu.. karena aku memang tidak mengenalmu sebelumnya. Bukan kebiasaanku memulai terlebih dahulu mengajak seseorang yang tak dikenal untuk berteman. Karena aku memang bukan model orang yang mudah mengajak orang asing untuk berteman. Sombong ??? Bukan...!!! Karena aku hanya ingin nyaman.

Tapi apa yang menggerakkanku sehingga dengan tanpa ragu mengajakmu berkenalan ? Sampai sekarang pun aku tidak tahu pasti. Apakah kamu terlihat menarik ? Sepertinya bukan itu. Apakah aku terpesona pada pandangan pertama ? 😁😁😁 bukan itu juga. Aku hanya melihatmu dengan perkiraan perasaanku saja. Semoga kamu orang yang menyenangkan. Semoga kamu bisa membuat "add friend"  ku tidak sia-sia. Meskipun aku juga tidak tahu pasti siapa kamu.

Test Case pertama : Statusku ternyata mengundangmu berkomentar cukup pedas.. tapi tidak membuatku sakit hati

Test Case kedua : Aku mulai mengajakmu  sedikit bercanda dengan berbalas komen lirik lagu 'Eternal Flame

Test Case ketiga : Aku mulai mengenalmu lewat status-statusmu di sosmed

Test Case ke empat : Kau sudah mulai membuatku tertawa. 

Test Case selanjutnya... feelingku benar. Kamu menyenangkan... kamu lucu.. dan hanya kamu yang bisa membuatku tertawa sampai perut kram...  setiap sore menjelang tutup kantor. 
Dan hari-hari selanjutnya... kamu sudah berani mengirimkan text message dengan pesan konyol yang seperti cari alasan saja supaya bisa mengirimkan pesan. Padahal aku tidak pernah memberikan nomor HP ku kepadamu. (Sepertinya kamu memang berusaha mendapatkannya). 😄😄😄
Dan selanjutnya.... dan selanjutnya.... aku cuma sering terkaget-kaget dengan canda'anmu di kolom publik dengan memberi 'sign' cukup berani terkesan menggoda. Tapi kenapa aku selalu tersenyum... kadang tertawa... saat membacanya... pura-pura menghindar atau membelokkan pembicaraan padahal suka... 😂😂😂 
Lalu punya ide saling berkirim makanan. Dan tidak sengaja beberapa kali bertemu disebuah acara. Walau tanpa ngobrol panjang lebar.. cukup memberi kesempatan untuk saling mengenal sesaat. Setidaknya kita bukan cuma teman sosmed.. tapi menjadi teman di dunia nyata.

Itu adalah cerita lalu kawan...
Cerita saat-saat pertama aku mengenalmu. Hari-hariku ternyata menjadi penuh warna yang berbeda dan kamulah warna itu.

Tapi entahlah..... lambat laun semua itu memudar. Kau tiba-tiba menjadi jaauuuuh... 😢😢😢 hanya ucapan-ucapan formal saja yang dikirim. Tak ada lagi canda.. tak ada lagi tawa... apalagi cerita-cerita konyol. Kamu seketika hilang... meskipun tak pergi. Aku pun tidak terlalu menyadari.. atau tidak terlalu kehilangan ? Tidak..!!! Aku sebenarnya sangat kehilanganmu. Tapi aku menepisnya kawan. Aku berusaha melupakannya. Agar hatiku tidak terluka... agar aku bisa tetap menempatkanmu di relung hatiku.. meskipun kau tidak pernah lagi menghiasi hari-hariku seperti dulu. Aku tetap berusaha bertahan.. hanya menyimpanmu sebagai kenangan indah. Lalu mencoba mengingkari semuanya. Meskipun terasa sangat menyakitkan... yaaa... ternyata tetap menggoreskan luka.
(Sampai disini.. air mataku sudah mulai berjatuhan) 😭😭😭 

Tapi ternyata itu hanya sementara... Mimpi-mimpi tentangmu seperti membongkar kenangan itu. Apakah aku sedang merindukanmu ? Entahlah... 
Tapi aku seperti kembali menemukan sesuatu yang telah lama kusimpan. Aku mulai menginginkan kita seperti dulu kawan. Butuh waktu setahun untuk memberanikan diri "add friend" lagi. Ternyata tak semudah ketika aku pertama mengajakmu berteman. Aku harus mengalahkan rasa di hatiku. Aku tidak tahu apa itu namanya. Tapi kerinduanku akan tawa canda kita terlalu kuat. Kita buat kekonyolan-kekonyolan yang kadang tak terduga... sekedar untuk meredakan kepenatan atau meregangkan otot-otot di kepala yang kadang mulai lelah dengan rutinitas.
Aku tidak berharap lebih, karena memang tidak mungkin. (Sepertinya kita memang dipertemukan hanya untuk berteman tidak bisa lebih lagi). Aku hanya ingin kau menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupku lagi... sebagai sahabatku.
Jangan pergi lagi kawan...
Jangan tinggalkan aku...
Siapapun kamu... bagaimanapun kamu...
Kamu adalah sahabat istimewa yang aku miliki. 

Dedicated to : 
sahabat koplakku 
yang selalu kurindukan


*image : google



Mimpi Yang Bersambung

Setiap kita terlelap dalam tidur.. biasalah kalau kita bermimpi.. ada mimpi yg bisa diingat.. namun ada yang hilang dan terlupa saat ki...