source image from google |
Ini
adalah kisah nyata yang dikutip dari buku “Menyingkap beberapa kejadian dan
jawaban-jawaban doa yang mengherankan” terbitan 1894 yang berjudul "Does This Railroad Lead To Heaven ?".
Kisah seorang kondektur
yang bertemu dengan ‘malaikat’ kecil di kereta api tempatnya bekerja.
Dalam perjalanan seringkali kita bertemu dengan orang-orang
dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Namun kali ini aku menyaksikan kisah yang
sangat indah ketika sedang dalam perjalanan dengan Kereta Api.
Kereta Api menuju ke barat, dan saat itu sore hari. Di
sebuah stasiun seorang gadis kecil berusia sekitar 8 tahun naik kereta api ini,
mengapit sebuah tas kecil di bawah lengannya. Ia masuk kedalam deretan bangku
tempatku duduk. Kemudian ia mulai mengamati setiap wajah-wajah yang asing
baginya. Ia kelihatan kuatir, dengan memakai tas kecilnya sebagai bantal, ia
bersandar pada bangku dan mencoba untuk tidur.
Tidak lama kemudian, kondektur mulai memeriksa karcis dan
penumpang. Gadis itu lalu meminta ijin apakah ia boleh duduk ditempatnya itu.
Kondektur itu menjawab boleh, dan dengan ramah ia meminta karcis gadis itu.
Gadis itu mengatakan kalau ia tidak memiliki karcis. Lalu aku dengar sebuah
percakapan antara si gadis kecil & pak Kondektur.
“Kemana kamu mau pergi nak ?”
“Aku akan pergi ke Surga” sahut gadis itu
“Siapa yang membayar karcismu ?”
“Pak, bukankah kereta api ini menuju ke Surga dan bukankah Yesus juga menumpang disini?”
“ Aku tidak berfikir begitu nak”
“Mengapa Bapak tidak berfikir begitu ? Sebelum ibuku meninggal ia selalu menyanyikan lagu untukku tentang kereta api Surgawi, dan Bapak kelihatannya sangat ramah dan baik, jadi aku piker inilah kereta api itu. Ibuku selalu menyanyikan tentang Yesus yang juga naik kereta api Surgawi dan Dialah yang membayar karcis bagi setiap orang, dan kereta api itu selalu berhenti pada setiap stasiun untuk menaikkan penumpang. Sekarang ibuku sudah tidak menyanyi lagi buatku. Dan tak ada seorangpun yang menyanyikan lagu Kereta Api Surgawi untukku. Jadi aku piker sebaiknya aku naik kereta api ini dan pergi melihat ibuku di Surga. Apa bapak juga menyanyikan lagu itu untuk anak gadismu yang kecil ? Apakah bapak punya seorang putrid ?”
“Kemana kamu mau pergi nak ?”
“Aku akan pergi ke Surga” sahut gadis itu
“Siapa yang membayar karcismu ?”
“Pak, bukankah kereta api ini menuju ke Surga dan bukankah Yesus juga menumpang disini?”
“ Aku tidak berfikir begitu nak”
“Mengapa Bapak tidak berfikir begitu ? Sebelum ibuku meninggal ia selalu menyanyikan lagu untukku tentang kereta api Surgawi, dan Bapak kelihatannya sangat ramah dan baik, jadi aku piker inilah kereta api itu. Ibuku selalu menyanyikan tentang Yesus yang juga naik kereta api Surgawi dan Dialah yang membayar karcis bagi setiap orang, dan kereta api itu selalu berhenti pada setiap stasiun untuk menaikkan penumpang. Sekarang ibuku sudah tidak menyanyi lagi buatku. Dan tak ada seorangpun yang menyanyikan lagu Kereta Api Surgawi untukku. Jadi aku piker sebaiknya aku naik kereta api ini dan pergi melihat ibuku di Surga. Apa bapak juga menyanyikan lagu itu untuk anak gadismu yang kecil ? Apakah bapak punya seorang putrid ?”
Dengan berlinang airmata kondektur itu menjawab “ Tidak
sayangku, aku tidak lagi punya anak gadis. Dulu pernah ada, tetapi ia sudah
meninggal beberapa waktu lalu dan pergi ke Surga”
Gadis itu berkata lagi “ Jadi sekarang bapak naik kereta api ini untuk melihat anak gadis bapak ke Surga ?”
Saat itu setiap orang yang ada di dalam kereta terharu. Sulit sekali untuk melukiskan suasana yang aku saksikan ini. Beberapa orang mulai berbisik-bisik “Allah memberkati anak kecil ini. Dia seorang malaikat”. Mendengar dikatakan sebagai malaikat, gadis kecil itu kembali berkata “Iya.. ibuku dulu selalu berkata seperti itu, suatu saat aku akan menjadi malaikat”. Lalu ia berkata lagi pada pak kondektur.
“Apakah bapak mencintai Yesus ? aku mencintaiNYa dan jika bapak mencintaiNya, Ia akan membawa bapak masuk kedalam kereta apiNya menuju Surga. Sekarang aku sedang menuju kesana dan kuharap bapak mau pergi bersamaku. Aku tahu Yesus akan mengijinkan aku masuk ke Surga, dan bila aku tiba disana, Ia akan mengijinkan pula bapak untuk masuk juga setiap orang yang menumpang kereta apiNya.. ya.. semua orang ini. Tidakkah bapak ingin melihat Surga, melihat Yesus dan anak gadismu yang kecil ?”
Kata-kata itu begitu tulus dan mengharukan, membuat setiap orang yang mendengar berlinang air mata. Gadis kecil itu kembali berkata, “ Pak, bolehkah aku tinggal disini sampai kita nanti tiba di Surga ? Maukah bapak membangunkanku bila kita nanti sudah tiba disana, supaya aku bisa melihat Ibuku, Yesus dan anak gadismu ?”
“Ya Sayangku.. boleh” Jawab kondektur
“Apa yang harus kukatakan pada anakmu bila aku nanti bertemu dengannya ? Bolehkah aku katakana bahwa aku melihat ayahnya menumpang kereta apinya Yesus ?”
Kata-kata itu tentu saja membuat banjir airmata bagi yang mendengar. Pak kondektur bertelut disisi gadis kecil itu dan menangis, ia tidak bisa menjawab. Namun saat itu kemudian terdengar masinis meneriakkan nama sebuah stasiun kereta api, dan pak kondektur-pun turun dari kereta.
Selang beberapa hari kemudian bapak Kondektur itu berniat mengadopsi si gadis kecil itu. Dicarinya gadis kecil itu di stasiun tempat dia meninggalkannya. Namun kata orang-orang yang ada disitu, selang 3 hari setelah dia kembali, gadis kecil itu mandadak meninggal dunia tanpa sebab. Jiwanya yang berbahagia itu telah pergi ke tempat dimana ibunya kini berada, tempat dimana anak pak Kondektur itupun berada, tempat kediaman para malaikat. Pak Kondektur menyesal mendengar berita kematian gadis kecil itu, tapi iapun menyadari bahwa putrinya di Surga kini telah mendengar khabar dari dunia tentang ayahnya, yang sedang berada dalam kereta api Surgawi.
Gadis itu berkata lagi “ Jadi sekarang bapak naik kereta api ini untuk melihat anak gadis bapak ke Surga ?”
Saat itu setiap orang yang ada di dalam kereta terharu. Sulit sekali untuk melukiskan suasana yang aku saksikan ini. Beberapa orang mulai berbisik-bisik “Allah memberkati anak kecil ini. Dia seorang malaikat”. Mendengar dikatakan sebagai malaikat, gadis kecil itu kembali berkata “Iya.. ibuku dulu selalu berkata seperti itu, suatu saat aku akan menjadi malaikat”. Lalu ia berkata lagi pada pak kondektur.
“Apakah bapak mencintai Yesus ? aku mencintaiNYa dan jika bapak mencintaiNya, Ia akan membawa bapak masuk kedalam kereta apiNya menuju Surga. Sekarang aku sedang menuju kesana dan kuharap bapak mau pergi bersamaku. Aku tahu Yesus akan mengijinkan aku masuk ke Surga, dan bila aku tiba disana, Ia akan mengijinkan pula bapak untuk masuk juga setiap orang yang menumpang kereta apiNya.. ya.. semua orang ini. Tidakkah bapak ingin melihat Surga, melihat Yesus dan anak gadismu yang kecil ?”
Kata-kata itu begitu tulus dan mengharukan, membuat setiap orang yang mendengar berlinang air mata. Gadis kecil itu kembali berkata, “ Pak, bolehkah aku tinggal disini sampai kita nanti tiba di Surga ? Maukah bapak membangunkanku bila kita nanti sudah tiba disana, supaya aku bisa melihat Ibuku, Yesus dan anak gadismu ?”
“Ya Sayangku.. boleh” Jawab kondektur
“Apa yang harus kukatakan pada anakmu bila aku nanti bertemu dengannya ? Bolehkah aku katakana bahwa aku melihat ayahnya menumpang kereta apinya Yesus ?”
Kata-kata itu tentu saja membuat banjir airmata bagi yang mendengar. Pak kondektur bertelut disisi gadis kecil itu dan menangis, ia tidak bisa menjawab. Namun saat itu kemudian terdengar masinis meneriakkan nama sebuah stasiun kereta api, dan pak kondektur-pun turun dari kereta.
Selang beberapa hari kemudian bapak Kondektur itu berniat mengadopsi si gadis kecil itu. Dicarinya gadis kecil itu di stasiun tempat dia meninggalkannya. Namun kata orang-orang yang ada disitu, selang 3 hari setelah dia kembali, gadis kecil itu mandadak meninggal dunia tanpa sebab. Jiwanya yang berbahagia itu telah pergi ke tempat dimana ibunya kini berada, tempat dimana anak pak Kondektur itupun berada, tempat kediaman para malaikat. Pak Kondektur menyesal mendengar berita kematian gadis kecil itu, tapi iapun menyadari bahwa putrinya di Surga kini telah mendengar khabar dari dunia tentang ayahnya, yang sedang berada dalam kereta api Surgawi.