Minggu, 02 Desember 2012

Kisah Geisha

gambar dari google
Malam itu aku iseng… karena bengong di rumah bingung mau ngapain.. Tiba-tiba inget mbongkar lagi koleksi film-film ku dan menemukan film Memoirs Of Geisha yang pernah muncul tahun 2006. Film ini sudah lama tidak ditonton, padahal dulu aku suka banget film ini, akhirnya kutonton lagi… 


Dulu .. aku nonton film ini sambil lalu aja.. cuma mengagumi keindahan gambar film, analogi yang sederhana, pengungkapan maksud dengan bahasa tubuh dan bahasa kiasan.  Tapi malam itu aku nonton dengan ‘hati’.. aku cerna setiap adegan, setiap kata dan setiap bahasa isyarat yang disampaikan. Film yang dibuat berdasar novel dengan judul sama karya Arthur Golden ini sangat menyentuh hati. Untuk yang belum pernah nonton film-nya atau belum baca novelnya ini sedikit sinopsis.

Suatu hari di tahun 1926, seorang gadis kecil berumur 9 tahun bernama Chiyo  anak  nelayan miskin, telah dijual oleh orangtuanya bersama kakak perempuannya, pada sebuah Okiya (rumah Geisha) untuk menjadi Geisha. Di Okiya itulah ia berusaha kabur karena tidak mau dipisahkan dari kakak perempuannya. Kejadian itu menyebabkan dia dihukum hutang dan tidak jadi disekolahkan untuk menjadi Geisha, melainkan hanya sebagai pembantu yang melayani Okiya termasuk melayani kebutuhan Hatsumomo, geisha Okiya yang sangat membenci Chiyo. Beberapa kali Chiyo dijebak dan difitnah oleh Hatsumomo. Namun nasib lain cerita, ketika sedang bersedih dipinggir jembatan, Chiyo bertemu pria menawan yang dipanggil Mr Chairman yang membelikannya es manis. Dengan dua keping uang koin dan saputangan dari Mr. Chairman, Chiyo berdoa dan bertekad untuk menjadi seorang geisha, agar suatu saat bisa dekat dengan Mr. Chairman yang mempesona. Chiyo akhirnya beruntung dengan munculnya Mameha seorang geisha yang mengangkatnya menjadi adik-nya (yang ternyata adalah geisha utusan Mr. Chairman untuk menjadikan Chiyo sebagai Geisha). Mameha yang cantik & sabar mendidik Chiyo menjadi Geisha primadona yang berganti nama menjadi SAYURI dan berhasil “menaklukkan” pria bernama Nobu-San, seorang pengusaha kaya yang benci geisha. 

Perang Dunia II meletus, Okiya kocar-kacir.. Sayuri berpisah dari Nitta yang menjadi induk semangnya, berpisah juga dengan Mameha yang menjadi kakaknya. Namun nasib akhirnya mempertemukan mereka kembali.. Geisha pun hidup lagi. Ending ini kisah ini adalah pertemuan kembali Sayuri dengan Mr. Chairman yang ternyata juga mencintainya". 

Namun di film ini cinta seorang geisha adalah cinta yang terlarang, karena geisha hanya bisa menjadi ‘setengah’ istri. Itulah yang digambarkan Sayuri

Rasa penasaran dan keingin tahuanku tentang Geisha ini membuatku bongkar-bongkar lagi informasi tentang kisah nyata dibalik film Memoirs Of Geisha. Selama ini aku menggambarkan Geisha sebagai sosok pekerja Seks atau prostitue. Tapi ternyata paradigma itu salah..
Geisha dalam bahasa Jepang berarti Artist, atau Seni. Dan seorang Geisha adalah Perempuan pelaku Seni (Seniwati). Seluruh tubuh, gerak-gerik dan kemampuannya adalah Seni itu sendiri. Dari make up, kimono, perhiasan, gerak tubuhnya sampai kemampuan MENARI, TEA CEREMONY, MEMAINKAN SHAMISEN, sampai MIZUAGE (upacara melepas keperawanan yang diikuti dengan lelang). Namun sebelum menjadi Geisha… seorang gadis kecil yang disebut MAIKO (calon geisha)  harus masuk pendidikan Seni yang ketat. Dari novel dan film Memoirs Of Geisha digambarkan perjuangan menjadi Geisha begitu rumit & sulit.. Geisha tidak boleh MERASAKAN dan tidak boleh MENCINTAI. Geisha sepenuhnya adalah milik Seni dan para pria kaya atau bangsawan. Namun dalam buku berjudul “GEISHA OF GION”  karya seorang geisha yang sebenarnya MINEKO IWASAKI, mengubah lagi paradigma tentang Geisha yang sebenarnya.

Mineko Iwasaki
Mineko lahir dari keluarga aristokrat. Dulu sebelum ada Perguruan Tinggi di bidang Seni. Menjadi Geisha adalah satu-satunya cara seorang perempuan bisa mendapatkan pendidikan terbaik di bidang seni. Mineko mulai belajar menari dari seorang begawan tari Noh Mai di Jepang. Dan pada usia 15 tahun dia sudah bisa menjadi penari semi profesional yang disebut Maiko, hingga usia 21 tahun diapun menyandang gelar GEIKO atau penari profesional nomor satu di Gion Kyoto. Ibu angkatnya bersama Masako seorang JIKATA (pemusik). Ini menguntungkan karena mereka bisa berlatih bersama. Di dunia geisha, pewaris Okiya adalah geisha yang paling berbakat di Okiya. Dan menjadi Geisha merupakan impian banyak gadis, selain itu menikah dengan geisha merupakan sesuatu yang terhormat, karena Geisha tidak saja seniwati tapi juga terpelajar dan kenal banyak orang penting, kaya dan mandiri.
    
Mineko Iwasaki
Namun dibalik itu ada kesalah pahaman yang akhirnya membentuk opini pada masyarakat bahwa geisha itu sama dengan Pelacur. Hal ini dipicu oleh kebiasaan pada setiap festival, para geisha tidak dibayar ketika menari, menyanyi, main music atau drama. Padahal orang-orang menarik tiket masuk yang sangat mahal bagi yang ingin menonton. Terpaksalah para geisha mencari cara untuk membiayai gaya hidupnya  yang tidak murah. Kimono, alat music, pelajaran seni bukan barang murah.Pendapatan geisha terbesar datang dari menjadi bintang iklan, sumbangan para pencinta seni, dan bayaran dari menghibur tamu-tamu di pesta. Nah.. inilah yang memicu kesalah pahaman dan membentuk opini di masyarakat bahwa Geisha sama dengan Pelacu Kelas Atas..
Kesalah pahaman ini sampai ke seluruh dunia. Suatu contoh yang dialami Mineko adalah ketika ia diundang untuk menghadiri jamuan makan resmi bersama Ratu Elizabeth di Jepang. Ketika itu ia adalah penari Mai terbaik  di  Kyoto, dan untuk menghormati ratu Elizabeth, pemerintah Jepang mendudukannya di samping Ratu Elizabeth. Namun ternyata sang ratu tidak sudi mengobrol, menengok pun tidak mau. Tampaknya Ratu Elizabeth mengira dirinya adalah pelacur tingkat tinggi.

Itulah yang bisa saya tulis ulang dari kehidupan Geisha.. Ini menarik karena masih banyak orang menyalah artikan Geisha. Meskipun menurut pendapatan saya.. semua selalu kembali pada manusia-nya. Mampukah kita memberi image yang baik tentang profesi yang kita tekuni. Karena menjadi  siapapun atau profesi apapun bisa membuat kita ‘tergelincir’ tidak harus menjadi geisha, atau kalo di Jawa.. Image Sinden, Penari Tayub,  Ronggeng, dll yang disalah artikan buruk. Padahal mereka adalah para perempuan pelaku SENI.


The Heart Dies A Slow Death
Shedding Each Hope Like Leaves
Until One Day There Are None
No Hopes
No Remains
She Paints Her Face To Hide Herface
Her Eyes Are Deep Water
It Is Not For Geisha To Want
It Is Not For Geisha To Feel
Geisha Is An Artist Of The Floating World
Shea Dances.. She Sings.. She Entertains You
Whatever You Want
The Rest Is Shadows
The Rest Is Secret
Geisha Are Not Courtesans
And We Are Not Wives
We Sell Our Skills Not Our Bodies
We Created Another Secret World
A Place Only Of Beauty
The Very Word “Geisha” Means “Artist”
And To Be A Geisha Is To Be Judged As A Moving Work Of Arts

Agony & Beauty For Us Live Side By Side
Your Feet Will Suffer
Your Fingers Will Bleed
Even Sitting A Sleeping Will Be Painful


Terima Kasih untuk sumber tulisan saya dari mrm-indonesia.
Image source : tumblr.com 

1 komentar:

  1. Apa saja jenis art/seni tanpa dilandasi tatanan dari "Pemilik seni" akan tergelincir pada alur nafsu yang dihembus oleh iblis yang dari awal bertekad mencari pengikut sebanyak banyaknya

    BalasHapus

Mimpi Yang Bersambung

Setiap kita terlelap dalam tidur.. biasalah kalau kita bermimpi.. ada mimpi yg bisa diingat.. namun ada yang hilang dan terlupa saat ki...